hatiku untukmu..... yi2

Yi… Aku akan selalu sayang sekalipun kamu membenciku

Jumat, 02 Juli 2010

RUBELLA

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Adalah suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly. infeksi pada anak dan dewasa sebagian besar berjalan sub klinis. Jika rubella terjadi pada kehamilan ibu hamil bisa menyebabkan infeksi pada janin dan resiko terjadinya kelainan kongenital (Congenital Rubella Syndrome, CRS).
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan.

B. Etiologi
Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan vector.

C. Epidemologi Rubella paling sering terjadi pada akhir musim dingin dan awal musim semi dan biasanya menyerang kelompok usia sekolah, pada orang dewasa 80 – 90 telah imun. Epidemi besar terjadisetiap 6 – 9 th. Penularan biasanya lewat kontak eratmisalnya lewat sekolah / tempat kerja. Sebelum dilakukan imunisasi massal mulai tahun 1969, di Amerika terjadi epidemi rubella tiap 6 – 9 tahun dengan epidemi terakhir pada tahun 1964 dengan perkiraan sebanyak lebih dari 20.000 kasus sindroma rubella kongenital dan 11.000 kasus keguguran. I nsidens tertinggi adalah pada umur 5 – 9 tahun sebanyak 38,5 % dari kasus pada tahun 1966-1968. Meskipun insiden rubella turun sampai 99 % antara 1966-1968, 32 % dari semua kasus terjadi pada umur 15-29 tahun. Tanpa imunisasi, 10 % - 20% populasi di Amerika dicurigai terinfeksi rubella. Tujuan imunisasi adalah eradikasi infeksi rubella kongenital. Jumlah kasus sindroma rubella kongenital yang dilaporkan turun sampai 99 % sejak tahun 1969. Setelah penurunan yang tajam dari insiden sindroma rubella kongenital, insiden mendatar sekitar 0.05 per 100.000 kelahiran hidup selama10 tahun terakhir karena infeksi rubella tetap berlanjut pada wanita usia subur. Bila semua wanita ini telah divaksinasi (idealnya) insiden sindroma rubella kongenital pasti akan turun sampai nol. Sebelum vaksin untuk melawan Rubella tersedia pada tahun 1969, epidemic rubella terjadi setiap 6 s.d. 9 tahun. Anak-anak dengan usia 5 - 9 menjadi korban utama dan muncul banyak kasus rubella bawaan. Sekarang, dengan adanya program imunisasi pada anak-anak dan remaja usia dini, hanya muncul sedikit kasus rubella bawaan. Saat ini, sebagian besar infeksi rubella terjadi pada pria-wanita dewasa usia muda dan bukan pada anak-anak. Munurut fakta, para ahli memperkirakan bahwa 10% anak muda saat ini rentan terhadap rubella. Hal ini memicu bahaya laten yang mungkin akan berdampak pada anak-anak yang akan mereka miliki di masa datang.

D. Patofisiologi Periode inkubasi rata-rata 18 hari (12-23 hari). Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Rubella baik yang bersifat klinis maupun sub klinis akan bersifat sangat menular terhadap sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama fase prodromal yang berlanjut sampai satu minggu sesudah muncul gejala klinis. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.

E. Tanda dan gejala
Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan.selama 1 atau 2 hari (99 - 100 Derajat Fajrenheit atau 37.2 - 37.8 derajat celcius) dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya di bagian
belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari kedua atau ketiga, bintik-bintik (ruam) muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, wajah kembali bersih dari bintik-bintik. Bintik-bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali oleh para orang tua. Ruam rubella dapat terlihat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan oleh virus lain. Terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk "tambalan" berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik-bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas halus.Gejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa,termasuk: sakit kepala, kurang nafsu makan,"conjunctivitis" ringan (pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata), hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian (terutama pada wanita muda). Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa-apa.
Ketika rubella terjadi pada wanita hamil, dapat terjadi sindrom rubella bawaan,yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. Anak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, tuli, dan problematika hati, limpa dan


F. Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi rubella serupa dengan penyakit lain dan kadang-kadang tidak tampak gejala dan tanda infeksi. Pada orang dewasa mula-mula terdapat gejala prodromal berupa malaise, mialgia dan sakit kepala. Pada anak-anak sering tidak diketahui gejala prodromal ini, atau apabila ada sangat minimal. Onset dari gejala prodromal sering dilaporkan dengan munculnya limfadenopati postaurikuler, yang biasanya dilanjutkan dengan munculnya ruam setelah 6-7 hari. Bercak-bercak berupa exanthema yang khas yaitu makulo papular yang sentrifugal mulai dari dada atas, abdomen kemudian ekstremitas yang akan menghilang dalam 3 hari. Kadang-kadang timbul arthralgia yang tergantung dari virulensi virus.Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trimester I.. Mula-mula replikasi virus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain. Infeksi ibu pada trimester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. Menetapnya virus dan dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia hemolitika dengan hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis.

G. Masa inkubasi Periode inkubasi rubella adalah 14 - 23 hari, dengan rata-rata inkubasi adalah 16 - 18 hari. Ada juga yang berpendapat bahwa masa inkubasi campak atau measles adalah 9 - 11 hari antara hari pertama tertular penyakitnya dan munculnya gejala2 pertama, yaitu gatal2. Penyakit ini biasanya dialami antara 10 - 14 hari dari gatal2 pertama smaapi gatal2nya hilang. Sembilan puluh persen orang yg belum diimunisasi campak dapat terkena penyakit ini dengan mudahnya, karena tingkat penularannya sangat tinggi. Penyebaran virus dalam bentuk cairan yg berasal dr mulut dan hidung, melalui udara.

H. Jangka waktu
Ruam rubella biasanya berlangsung selama 3 hari. Pembengkakan kelenjar akanberlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akan berlangsung selama lebih dari dua minggu. Anak-anak yang terkena rubella akan pulih dalam jangka waktu satu minggu sementara pada orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
I. Cara penularan
Virus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumlah kecil cairan hidung dan tenggorokan. Orang yang mengidap rubella sangat berpotensi menularkan virus tersebut dalam periode satu minggu sebelum sampai satu minggu sesudah ruam muncul. Seseorang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala rubella tetap dapat menularkan virus tersebuBalita yang memiliki rubella bawaan dapat melepaskan virus tersebut melalui urin dan cairan hidung dan tenggorokan selama satu tahu atau lebih dan dapat menularkan virus terhadap orang yang belum terimunisasi. Rubella , yang sering dikenal dengan istilah campakJerman atau campak 3 hari adalah sebuah infeksi yang menyerang, terutama, kulitdan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella (virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan penyakit campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan. Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masukakan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui aliran darah seorang wanita yang sedang hamil kepada janin yang dikandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak, bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin tersebut Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier plasenta. Untuk dapat terjadi viremia fetal, replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal dapat menyebabkan kelainan organ secara luas. Bayi- bayi yang dilahirkan dengan rubella kongenital 90 % dapat menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30 – 50 %, dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10 %. Dengan demikian bayi - bayi tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.
J. Komplikasi
Campak atau MEASLES juga disebabkan oleh virus. Kalau yg menderita org dewasa, keadaannya bisa lebih parah. Penyakit ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi antara lain bronchitis, paru2 basah/pneumonia, brochiolitis, conjunctivitis, myocarditis, hepatitis dan enchepalitis. Campak juga membuat tubuh penderita rentan akan infeksi telinga dan paru2 basah/pneumonia akibat bakteri. Cara pencegahan dan pengobatan terhadap campak adalah dengan imunisasi vaksin campak atau MEASLES (MMR) Untuk penderita bisa diberikan dalam waktu 3 hari sesudah dia terkena penyakit tsb. Vaksin campak tidak boleh diberikan kepada wanita hamil, penderita TBC, leukemia, lymphoma, atau berkurangnya daya tahan tubuh. begitu pula orang2 yg memiliki alergi berat terhadap telur dan antibiotic neomycin. Kalau diberikan vaksin tsb dapat mengakibatkan kematian.

K. Gejala rubella konginetal
Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trimester I.. Mula-mula replikasi virus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain.Infeksi ibu pada trimester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. Menetapnya virus dan dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia hemolitika dengan hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis.
Gejala rubella kongenital dapat dibagi dalam 3 kategori :
1. Sindroma rubella kongenital yang meliputi 4 defek utama yaitu :
a. Gangguan pendengaran tipe neurosensorik. Timbul bila infeksi terjadi sebelum umur kehamilan 8 minggu. Gejala ini dapat merupakan satu-satunya gejala yang timbul.
b. Gangguan jantung meliputi PDA, VSD dan stenosis katup pulmonal.
c. Gangguan mata : katarak dan glaukoma. Kelainan ini jarang berdiri sendiri.
d. Retardasi mental
Dan beberapa kelainan lain antara lain:
a. Purpura trombositopeni ( Blueberry muffin rash ).
b. Hepatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain-lain.
2. Extended – sindroma rubella kongenital.. Meliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuhan dan berbicara, kejang, ikterus dan gangguan imunologi ( hipogamaglobulin ).
3. Delayed - sindroma rubella kongenital. Meliputi panensefalitis, dan Diabetes Mellitus tipe-1, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul bertahun-tahun kemudian.

L. Pengaruh rubella terhadap kehamilan. Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College Obstrician and gynecologis, 1981). Rubella dapat menimbulkan abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi.

M. Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin. sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30 – 50%). Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella :
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia).
b. Jantung (duktus arteriosus persisten, stenosis fulmonalis, septum terbuka).
c. Alat pendengaran (tuli).
d. Susunan syaraf pusat (meningoesefalitis, kebodohan)
Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin. kelainan hematologgik (termasuk trombositopenia dan anemia), hepotosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis interfisialis kronika difusa dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan selama beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.

N. Diagnosis Diagnosis rubella tidak selalu mudah karena gejala-gejala kliniknya hampir sama dengan penyakit lain. Kadang tidak jelas atau tidak ada sama sekali. Virus pada rubella sering mencapai dan merujuk embrio dan fetus. virus pada rubella sering mencapai dan merujuk embrio dan fetus. Diagnosis pasti dapat dibuat dengan isolasi virus atau ditemukannya kenaikan tetes anti rubella dalam serum. Lebih dari 50% kasus infeksi rubella pada ibu hamil bersifat subklinis/tanpa gejala sehingga sering tidak disadari. Karena dapat berdampak negatif bagi janin yang dikandungnya
Diagnosis infeksi rubella sangat sulit karena gejalanya yang tidak khas. Timbulnya ruam selama 2-3 hari dan adanya adenopati postaurikuler dapat sebagai diagnosis awal kecurigaan infeksi rubella, tetapi untuk diagnosis pastinya diperlukan konfirmasi serologi atau virologi. Virus rubella dapat ditemukan pada struktur jaringan yang dapat diambil dari hapusan orofaring, tetapi tindakan ini sulit dilakukan. Antibodi rubella biasanya lebih dahulu muncul saat timbul ruam. Diagnosis rubella ditegakkan bila titer meningkat 4 kali saat fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. Apabila pasien diperiksa beberapa hari setelah timbul ruam, diagnosis dapat ditegakkan dengan analisis antibodi IgM anti rubella dengan menggunakan sistem ELISA. IgM spesifik rubella dapat terlihat 1 – 2 minggu setelah infeksi primer dan menetap selama 1 - 3 bulan. Adanya antibodi IgM menunjukkan adanya infeksi primer, tetapi bila negatif belum tentu tidak terinfeksi. Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya IgM dari darah janin melalui CVS ( chorionoc villus sampling ) atau kordosentesis. Konfirmasi infeksi fetus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan RNA pada CVS. Metode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi.
O. Pencegahan Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak berusia 12 - 15 bulan dan menjadi bagian dari imunisasi MMR yang telah terjadwal.Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia 4 - 6 tahun, dan tidak boleh lebih dari 11 - 12 tahun. Namun jika vaksin diberikan diluar waktu rekomendasi vaksin ini pun aman asal jarak antara vaksin pertama dan kedua lebih dari 28 hari. Sebagaimana dengan imunisasi lainnya, selalu ada pengecualian tertentu dan kasus-kasus khusus. Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boelh diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Jika anda berpikir untuk hamil, pastikan bahwa anda kebal terhadar rubella melalui tes darah. Jika tidak, sebaiknya anda mendapatkan vaksinasi setidaknyasatu bulan sebelum memulai kehamilan. Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasisetelah melahirkansehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilanberikutnya Masa inkubasi Periode inkubasi rubella adalah 14 - 23 hari, dengan rata-rata inkubasi adalah 16 - 18 hari. Pencegahan rubella dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Untuk perlindungan terhadap serangan virus rubella telah tersedia vaksin dalam bentuk vaksin kombinasi yang sekaligus digunakan untuk mencegah infeksi campak dan gondongan, dikenal sebagai vaksin MMR (Mumps Mrasies Rubella). vaksin rubella dapat diberikan kepada anak yang sistem kekebalan tubuhnya sudah berkembang yaitu pada usia 12 – 18 bulan. Bila pada usia tersebut belum diberikan, vaksinasi dapat dilakukan pada usia 6 tahun. sedangkan vaksinasi dapat dilakukan pada usia 6 tahun. Sedangkan vaksinasi ulangan di anjurkan pada usia 10 – 12 tahun atau 12 – 18 tahun (sebelum pubertas). Infeksi rubella, pada umumnya merupakan penyakit ringan.
2. vaksin rubella tidak boleh diberikan pada ibu hamil, terutama pada awal kehamilan, dapat mendatangkan petaka bagi janin yang dikandungnya. Dapat terjadi abortus (keguguran), bayi meninggal pada saat lahir, atau mengalami sindron rubella kongenital. oleh karena itu, sebelum hamil pastikan bahwa anda telah memiliki kekebalan terhadap virus rubella dengan melakukan pemeriksaan anti – rubella IgG dan anti – rubella Ig M.
a. Jika hasil keduanya nagatif, sebaiknya anda ke dokter untuk melakukan vaksinasi, namun anda baru diperbolehkan hamil 3 bulan setelah vaksinasi.
b. Jika anti – rubella IgG saja yang positif, atau anti rubella IgM dan anti rubella- IgG positif, dokter akan menyarankan anda untuk menunda kehamilan.
c. Jika anti – rubella IgG saja yang positif, berarti anda pernah terinfeksi dan anti bodi yang terdapat dalam tubuh anda dapat melindungi dari serangan virus rubella. Bila Anda hamil , bayi anda pun akan terhindar dari Sindroma Rubella Kongenital. bila anda sedanghamil dan belum mengetahui apakah tubuh anda telah terlindungi dari infeksi Rubella, maka anda di anjurkan melakukan pemeriksaan anti-Rubella IgG dan anti-Rubella IgG : jika anda telah memiliki kekebalan( Anti- Rubella IgG ), berarti janin adapun terlindungi dari ancaman virus rubella. Jika belum memiliki kekebalan (Anti – Rubella IgG dan Anti – Rubella IgG positif),, maka :
• Sebaiknya anda rutin kontrol ke dokter.
• Tetap menjaga kesehatan dan tingkatan daya tubuh.
• Menghindari orang yang dicurigai terinfeksi rubellamaka deteksi infeksi rubella pada ibu hamil yang belum memiliki kekebalan terhadap infeksi rubella sngat penting. ada beberapa pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi rubella, yang lazim dilakukan adalah pemeriksaan anti Rubella IgM dan anti rubella IgG pada contoh darah dari ibu hamil. Sedangkan untuk memastikan apakah janin terinfeksi / tidak maka dilakukan pendeteksian virus rubella dengan teknik PCR (Polymerose Chain reaction).
• Bahan pemeriksaan diambil dari air ketuban ( cairan amnion) / darah janin. Pengambilan ampel air ketuban atau pun darah janin harus dilakukan oleh dokter ahli kandungan dan kebidanan dan hanya dapat dilakukan setelah usia kehamilan diatas 22 minggu.
• Apabila wanita hamil dalam trimester I menderita viremia, maka abortus buatan perlu dipertimbangkan. setelah trimester I, kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang yaitu 6,8% dalam trimester II dan 5,3% dalam trimester III.
Vaksin Rubella ini sangat aman diberikan pada orang yang sehat. Vaksin ini sangat berguna untuk melindungi terkena Rubella terutama pada saat kehamilan. Salah satu sumber mengatakan tingkat keberhasilanya mencapai lebih dari 95%. Mungkin akan mencul kemerahan atau bengkak atau nyeri pada tempat suntikan vaksin. Beberapa orang mungkin akan timbul demam atau bercak-bercak kemerahan. Mungkin juga menyebakan nyeri sendi dalam beberapa hari. Yang tidak dianjurkan diberikan vaksin adalah orang-orang yang timbul gejala sulit bernafas atau kelainan kulit atau pembengkakan pada mulut setelah riwayat pemberian vaksin Rubella atau MMR sebelumnya. Tidak dianjurkan juga pada orang-orang yang memiliki penyakit yang berkaitan dengan sistem imun seperti misalnya penderita HIV AIDS.

P. Pentingnya pencegahan sebelum hamil
Jika Anda merencanakan kehamilan ada baiknya Anda memeriksakan diri ke ahli kesehatan Anda berkaitan penyakit ini. Darah Andalah yang dapat menjadi petunjuk apakah Anda sudah kebal (imun) terhadap Rubella atau tidak. Jika dahulu Anda pernah terjangkit virus ini atau pernah divaksin yang mengandung komponen virus ini, maka tubuh Anda akan memberi respon dengan membentuk zat antibody untuk memhabisi virus tersebut. Jika di kemudian hari, Anda terserang virus Rubella kembali, tubuh Anda sudah mengenalinya. Dengan pengenalan ini, tubuh Anda akan cepat berespon menghabisi virus ini sebelum virus ini menimbulkan penyakit pada tubuh Anda.
Zat antibody ini lah yang dapat menjadi patokan apakah tubuh Anda cukup poten untuk kebal terhadap virus Rubella. Biasanya, antibody dalam tubuh Anda akan dites beberapa kali. Jika jumlah antibody Anda tetap dalam beberapa kali tes tersebut, menunjukan infeksi terjadi sudah lama terjadi dan Anda boleh bernafas lega untuk melanjutkan ke tahap kehamilan. Namun jika terjadi perubahan, mungkin Anda masih dalam keadaan terinfeksi. Anda dianjurkan melaksanakan pengobatan dahulu sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya.
Namun jika hasilnya negative, berarti Anda belum pernah terkena penyakit ini dan tubuh Anda pun belum kebal terhadapnya. Maka sangat dianjurkan untuk melakukan vaksin Rubella minimal satu bulan sebelum Anda melangkah ke tahap kehamilan. Vaksin Rubella biasanya digabungkan dengan vaksin mumps dan campak yang namanya vaksin MMR (Measles, Mumps dan Rubella).

Q. Pencegahan jika terlanjur hamil
Jika Anda sudah terlanjur hamil, namun belum melakukan tes kekebalan terhadap Rubella, segeralah hubungi ahli kesehatan Anda. Ahli kesehatan Anda akan mengetes darah Anda seperti yang telah dibahas di atas. Jika Anda sudah kebal, Anda dapat melanjutkan kehamilan Anda dengan tenang. Namun jika Anda belum kebal, banyak hal yang harus Anda perhatikan. Pertama, vaksin MMR tidak dapat diberikan jika Anda sedang hamil. Yang dapat Anda lakukan hanya menghindari sedapat mungkin terhadap paparan penyakit ini.
Hindari untuk pergi keluar ke tempat-tempat yang Anda tidak dapat pastikan penghuninya tidak terserang virus Rubella. Hindari juga untuk berpergian ke luar negri dimana di negara tersebut banyak yang terjangkit virus Rubella.
1. Pastikan anak-anak Anda yang lainnya juga sudah mendapatkan vaksin Rubella (MMR). Anggota keluarga yang sudah dewasa pun perlu ikut dipastikan bahwa mereka sudah kebal terhadap Rubella, jika tidak, ada kemungkinan bagi mereka untuk memaparkan kepada Anda.
2. Segeralah minta untuk divaksin setelah melahirkan untuk pencegahan pada kehamilan berikutnya jika Anda belum divaksin. Vaksin ini cukup aman diberikan pada saat menyusui. Hanya yang harus Anda perhatikan, Anda tidak boleh hamil kembali selama satu bulan (kurang lebih 28 hari) setelah dilakukan vaksin. Ini bagian Anda untuk mencegah kehamilan pada masa ini.
3. Jika paparan virus Rubella terjadi pada empat minggu pertama masa kehamilan pada ibu yang belum kebal, dapat menyebabkan infeksi pada janin yang dinamakan Congenital Rubella Syndrome (CRS). Tanda klasik yang timbul pada janin yang terinfeksi pada masa awal kehamilan adalah katarak, penyakit jantung, tuli dan gejala lainnya. Ini disebabkan pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ-organ penting bayi.
4. Faktor yang paling menentukan tingkat kecacatan pada bayi adalah kapan terjadinya paparan infeksi. Jika terjadi pada 3 bulan pertama, 50% janin kemungkinan ikut terinfeksi, namun jika terjadi pada 3 bulan kedua, hanya satu per tiga bayi yang kemungkinan akan ikut terinfeksi
R. Penanganan
Rubella tidak dapat ditangani dengan antibiotik karena AB tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus Wanita hamil yang terkena rubella harus segera menghubungi DSOGnya secepatnya.
Untuk menangani penderita campak, berikan cairan secukupnya. Misalkan air minum, juice buah, teh dan lemonade untuk mengganti cairan yg hilang akibat panas tinggi. Cairan juga berguna untuk mencegah infeksi paru2/pneumonia.Gunakan vaporizer untuk melancarkan batuk dan saluran pernafasan. Penderita jangan diperbolehkan menonton tv, karena mata mreka sensitif thdp cahaya. Istirahat sebanyak2nya.

S. Penanganan dirumah
Rubella biasanya penyakit yang ringan, terutama pada anak-anak dan hanya membutuhkan penanganan kecil di rumah. Awasi suhu badan anak dan hubungi dokter jika demamnya meninggi Untuk mengurangi keyidaknyamanan, anda dapat memberibalita anda acetaminophen atau ibuprofen. Cegah penggunaan aspirin kepada anak-anak yang terkena infeksi virus karena penggunaan aspirin pada kasus tersebut dicurigai menyebabkan terjadinya sindrom Reye, yang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian.
Kapankah harus menghubungi DSA Hubungi DSA anda jika balita anda mengalami demamdengan suhu tubuh 102 F/38.9 C atau lebih (atau diatas 100.4 F/38C pada anak dibawah enam bulan) atau jika anak tersebut menunjukkan gejala yang lebih parah keadaanya di bandingkan keadaan yang sudah digambarkan diatas.

T. Penatalaksanaan
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup.Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang. Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella.Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.
Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak berusia 12 - 15 bulan dan menjadi bagian dari imunisasi MMR yang telah terjadwal.
Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia 4 - 6 tahun, dan tidak boleh lebih dari 11 - 12 tahun. Sebagaimana dengan imunisasi lainnya, selalu ada pengecualian tertentu dan kasus-kasus khusus. Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boelh diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Jika anda berpikir untuk hamil, pastikan bahwa anda kebal terhadap rubella melalui tes darah. Jika tidak, sebaiknya anda mendapatkan vaksinasi setidaknya satu bulan sebelum memulai kehamilan.
Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasi setelah melahirkan sehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilan berikutnya.
Sindroma rubella kongenital terjadi pada 25% atau lebih bayi yang lahir dari ibu yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi baru lahir adalah tuli, katarak, mikrosefalus, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan dan kelainan lainnya. Maka disarankan bagi para Ibu untuk melakukan tes Rubella sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubella selama di dalam kandungan beresiko cacat. Gejala lain adalah berat badan rendah, trombositopeni, kelainan tulang, kelainan kelenjar endrokin, kekurangan hormon pertumbuhan, diabetes atau radang paru-paru. Jadi Rubella itu tidak berbahaya bagi calon ibu, tetapi sangat berbahaya bagi janin yang dikandungnya yang dapat mengakibatkan beberapa gangguan diatas.
Seorang ibu positif Rubella hanya apabila hasil laboratorium menunjukan Rubella IggM-nya positif, tapi apapibla Rubella IgM-nya negatif dan Rubella IgG-nya positif, Toxo IgG & IgM -, itu berarti si ibu mempunyai antibodi atau daya tahan tubuh terhadap virus Rubella, sedang virus Rubellanya sendiri tidak ada. Jadi tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan yang berlebihan, karena selain membahayakan si Ibu juga membahayakan bagi janin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar